Fred Loses His Meds!

24 Januari 2009

dunia adalah cobaan bagi kita semua

siapa yg membantah kalau dunia adalah cobaan untuk manusia?



menurutku itu tepat.



siapapun yg melihat entri ini, sudah seharusnya ia bersyukur kepada Allah atas apa yang telah diberikanNya kepada kita semua.



aku lahir di Palestina, tepat pada tahun baru yaitu 1 Januari 2000. keluargaku dan aku sendiri tinggal di daerah jalur Gaza. aku bahagia sekali. ibuku yg cantik dan baik slalu merawatku dgn kasih sayang. ayahku bekerja sebagai karyawan bank dan selalu menyempatkan waktu di rmh bersama keluarga dan ayahku itu pekerja keras. untunglah kami adalah keluarga yg berkecukupan. sejak kecil ayah ibuku mengajarkan shalat agar senantiasa mengingat Allah SWT. ibuku selalu bercerita ttg keindahan surga firdaus yg akan membuat hati menjadi tentram bagi stiap org yg melihatnya. setiap malam ayah membimbingku utk mengaji agar aku dpt mengamalkan isi dari kitab suci Islam yg agung yaitu Al-Qur'an. setiap bulan kami mengunjungi rmh kakek nenekku dan sanak saudara lainnya. kami sangat bergembira dpt bersilaturahmi satu sama lain. di sekolah, prestasiku cukup bagus. semua teman baik kepadaku dan guru-guru yg bijaksana sngt menyayangiku. aku merasa menjadi anak yg paling beruntung di dunia ini.



tetapi semua itu berubah ketika beberapa orang memakai seragam tentara dari negara lain masuk ke wilayah kami, di jalur Gaza. kata orang-orang setempat, mereka berasal dari Israel, sarang bagi penganut yahudi. aku takut melihat orang2 itu. rumahku yg begitu nyaman seketika luluh lantak akibat serangannya. adikku yg baru berusia 5 tahun tewas tertembak peluru nyasar bersama anak-anak lainnya ketika sedang bermain oleh tentara Israel. pamanku yg sedang sekarat dan berada di ambulans, meninggal dgn sekejap karena ambulansnya sendiri juga diserang Israel. Dlm waktu sekejap, tanah kelahiranku hancur lebur. ayah menjadi lumpuh gara-gara tertembak kakinya. ibuku jg penuh luka parah. aku merasa bersalah karena, sepertinya, hanya AKU yg selamat. kulitku masih bersih, walaupun ada debu sedikit. kami mengungsi bersama warga lain yg selamat. tp di sana, kami kekurangan makanan. padahal saat itu tepat pada hari ulang tahunku yang ke-9. Lama kelamaan tubuhku jadi semakin kurus.



waktu semakin lama berlalu. aku yg masih kecil, masih blm tahu bnyk ttg dunia luar. mengapa mereka begitu kejam dgn membunuh ratusan warga sipil tak berdosa? apa aku masih terlalu kecil utk mengetahui sebabnya? aku meminta ijin kepada ayah ibuku utk pergi. tadinya aku ingin mengajak mereka, tapi dgn kondisi seperti itu, aku tak bisa. apa aku anak yg durhaka? akhirnya aku tdk jadi pergi, setelah berpikir berulang kali. tapi utk keluar sebentar, aku diperbolehkan.



sunyi senyap. itulah keadaan Gaza sekarang. ada kurang lebih 4 orang tentara Israel berjaga-jaga. aku melihat sekolahku yg rusak. rumahku....ya hancur. aku terus berjalan dgn diam-diam. tp kelihatannya tak berhasil. seorang tentara Israel menemukanku dan mengarahkan senapannya kepadaku. aku hanya bisa diam. aku hanya anak kecil, tak tahu harus berbuat apa. namun tiba-tiba, ia tak jadi menembakku. aku bingung, padahal kukira ini akan menjadi hari terakhirku melihat dunia. ia meneteskan air mata. ia berkata,

"Pergilah nak, sebelum yg lain menemukanmu."



aku belum mau pergi begitu saja. maka aku pun bertanya kepada tentara itu,



"untuk apa? aku sudah ditakdirkan terbunuh di sini."



"tidak. kau masih ada kesempatan utk hidup."

aku tak mengerti apakah ini jebakan atau tidak.



"sekarang aku ingin bertanya kepadamu. mengapa kau membunuh ratusan org yg tak berdosa? mengapa?! paman dan adikku serta teman-temanku yg lain mati karena ulah pasukanmu!!! apa salah kami semua?"

"kalian tak bersalah."



"lihatlah! kami kekurangan makanan gara2 kalian!!"



setelah aku melihat lencana di bajunya, ternyata yg aku teriaki itu adalah pemimpin pasukan Israel. bukankah harusnya ia membunuhku?

"semua kulakukan demi keluargaku. aku terlibat utang dgn rentenir. tapi pemerintah menjanjikan uang kepadaku bila aku menyelesaikan misi ini. kalau ini tak terjadi, mungkin saat ini aku sedang makan siang di restoran bersama keluargaku."



"tapi yg kau lakukan adalah dosa besar.



"aku tahu. setelah ini berakhir, aku ingin melepas jabatan ini, bertobat, menjadi warga sipil dan kembali bersama keluargaku. sudah malam. sekarang pergilah. aku tak tahu apa yg akan dilakukan oleh anak buahku. ayah ibumu menunggu."



"baiklah, selamat tinggal, pak."

"selamat tinggal, nak."


setelah ia pergi, aku merenung dlm pikiranku. ternyata banyak org di luar sana yg blm beruntung, atau bisa dibilang, 'LEBIH' kurang beruntung seharusnya aku bersyukur kepada Allah SWT karena aku tak harus berbuat jahat untuk bertahan hidup. aku sampai di pengungsian dan aku menceritakan semuanya kepada ayah ibu dan jg pengungsi2 lainnya. wah....ternyata sumbangan makanan sudah datang. aku makan dgn lahap sampai kenyang. apa yg telah menimpaku saat ini adalah cobaan agar meningkatkan iman kepada Allah. aku hanya bisa bersyukur, walaupun kini setengah dari keluargaku sudah tiada. tapi yg pasti, aku masih memiliki ayah dan ibu yg kini kondisinya mulai pulih. beberapa saat kemudian Israel mengumumkan gencatan senjata. kami kembali beraktivitas seperti biasa. kuharap kejadian ini tak terulang lagi dan untuk jendral yg pernah kutemui itu, kuharap ia dpt berkumpul kembali bersama keluarganya.



kawan, ini hanya fiktif belaka. aku mengisahkan ini agar memberi pelajaran kepada kita semua bahwa dunia dan isinya adalah cobaan utk kita semua. bila iman kita kuat, kita akan bisa melaluinya dgn sempurna dan surga, Insya Allah, adalah masa depan kita. bila tidak, kita akan dipenuhi rasa sesal seumur hidup dan nerakalah masa depan kita. kalau kisah ini benar terjadi di Palestina, ya..............pokoknya ambil saja sisi baik dari kisah ini.

16 Januari 2009

Back to School

ini juga membingungkan kea entri sebelumnya. aku dan lia izin trus ke depan TU, trus dijemput sama bundaku. trus berangkat ke Ar-Rahman Motik, atau artik. kita disambut oleh guru-guru lama di situ. ada pak yahya, pak bambang, dan pastinya....pak ryan selaku kepsek. kita mulai presentasi jam 10, di depan anak-anak kelas 6, yg (pastinya) masih kukenal. ya iyalah, baru 6 bulan di labschool kebayoran. yang bikin aku kaget itu, ternyata antusiasme mereka itu besar. Alhamdulillah... trus pas ada sesi pertanyaan, banyak yang nanya juga, kebanyakan sih cowok. orang yg cewek cuma 2 orang, tita & nadhira. sampe ada yg nanya ada kak arif yang tubuhnya gede itu. tapi dia kan aksel, jadi sekarang udah lulus (sma-nya juga bukan di labschool). pak ryan bangga bgt sama aku & lia. sebelum pulang, kami nyamperin guru-guru, trus nyampein salam dari pak ucok buat pak firman (kocak nggak tuh), terutama pak dedi, mantan kepsek. Alhamdulillah, BACK TO SCHOOL BERJALAN SUKSES!!!